Senin, 17 Oktober 2011

entah kapan?

Awalnya adalah sebuah percakapan singkat tak diduga via chating di sebuah senja. Dan setelah beberapa menit berlalu, hanya menyisakan tawa dan kesan biasa layaknya obrolan seorang teman terhadap teman.

Tapi tak disangka, ternyata tak berselang lama kesan biasa itu tiba-tiba berbelok tajam, menusuk ditikungan bagai Marco Simoncelli yg tak diduga-duga.

Maka jadilah setiap hari kami seperti ditakdirkan untuk selalu bertemu. Bahkan, salah satunya ada yang mengaku kalau sengaja menunggu.

Tema obrolannya klise, tapi tak lekang dimakan zaman : tentang cinta dan relasi antara pria dan wanita.

Duet itu maujud. Tak berselang lama salah satunya menyerah untuk menyatakan perasaannya. Dan selama bulan September itu hati keduanya berbunga-bunga. Begitu seterusnya. Kami menyepakati untuk saling jujur dan tentunya saling percaya untuk memadukan warna hati.

Namun, tentu saja, sama seperti yang lain, jalan yang kami lalui tak selalu mulus. Ada saja kendala yang membuat proses dua hati ini tersendat, bahkan ngadat di tengah jalan. Dan membuat kami tak bisa lagi bertemu dan bertukar tawa untuk beberapa saat. Akibatnya relasi ini pun terhenti untuk sementara.

Dengan susah payah, kami memunguti remah-remah hati yang pecah dan terberai, kemudian mengumpulkannya lagi hingga padu kembali.

Tapi entah kapan, mungkin nanti kalau Tuhan memperkenankan.

Sehingga tulisan ini pun akhirnya selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar